- Untuk me nyelesaikan tugas kimia yg diberi oleh bapak Darwison,M.t
- Untuk memahami materi tentang asam basa
2.Alat dan Bahan[kembali]
1. Beaker Glass / Gelas beaker / Gelas Piala
Fungsi : sebagai penampung sample / bahan sementara, atau bisa digunakan sebagai penyimpan zat sementara.
2. Gelas Ukur
Fungsi : Alat ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan ketelitian rendah.
3. Corong Gelas
Fungsi :
- Sebagai alat bantu untuk memindah / memasukkan larutan ke wadah / tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan kecil.
- Sebagai alat bantu dalam melakukan penyaringan, yaitu sebagai tempat meletakkan kertas saring
REAKSI LARUTAN DALAM AIR
chapter 4
- KONSEP PENTING
- Kita melakukan studi kuantitatif tentang larutan dalam air, kita mempelajari bagaimana mengekspresikan konsentrasi larutan dalam molaritas. (4.5)
- Terakhir, kita akan menerapkan pengetahuan kita tentang metode mol yang dipelajari pada Bab 3 hingga tiga jenis reaksi yang dipelajari di bab ini. Kita akan mempelajari bagaimana analisis gravimetri digunakan untuk mempelajari reaksi presipitasi, dan teknik titrasi digunakan untuk mempelajari reaksi asam-basa dan titrasi redoks. (4.6, 4.7, dan 4.8)
4.5 konsentrasi larutan[Kembali]
4.5 KONSENTRASI LARUTAN
gambar 4.1 |
Prosedur untuk menyiapkan larutan molaritas yang diketahui adalah sebagai berikut.
- Pertama, zat terlarut secara akurat ditimbang dan dipindahkan ke labu volumetrik melalui corong (Gambar 4.18).
- Selanjutnya, air ditambahkan ke labu, yang diaduk dengan hati-hati untuk melarutkan padatan.
- Setelah semua padatan larut, lebih banyak air ditambahkan perlahan sampai tingkat larutan tepat ke tanda tera volume. Mengetahui volume larutan dalam labu dan jumlah senyawa (jumlah mol) yang dilarutkan, kita dapat menghitung molaritas larutan menggunakan Persamaan (4.1). Perhatikan bahwa prosedur ini tidak perlu mengetahui jumlah air yang ditambahkan, selama volume larutan akhir diketahui.
Gambar 4.18 Mempersiapkan larutan molaritas yang diketahui. (a) Sejumlah zat terlarut padat yang diketahui dipindahkan ke dalam labu volumetrik; Kemudian air ditambahkan melalui corong. (b) Padatan perlahan dilarutkan dengan lembut memutar labu dengan cara digoyang. (c) Setelah padatan benar-benar larut, lebih banyak air ditambahkan sampai tanda tera volume. Mengetahui volume larutan dan jumlah zat terlarut di dalamnya, kita dapat menghitung molaritas larutan yang disiapkan. Contoh 4.6 dan 4.7 mengilustrasikan aplikasi Persamaan (4.1) dan (4.2). Contoh 4.6 Berapa gram kalium dikromat (K₂Cr₂O₇) yang diperlukan untuk membuat larutan 250 mL yang konsentrasinya adalah 2,16 M? Strategi Berapa banyak mol K₂Cr₂O₇ yang terdapat dalam 1L (atau 1000 mL) 2,16 M larutan K₂Cr₂O₇? larutan 250 mL? Bagaimana kita mengonversi mol menjadi gram? penyelesaian: mol zat terlarut = molaritas x Liter larutan,maka sehingga, Massa molar K₂Cr₂O₇ adalah 294,2 g, jadi kita menulis Pengenceran Larutan Pengenceran adalah prosedur untuk menyiapkan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat.Dalam melakukan proses pengenceran, penting untuk diingat bahwa menambahkan lebih banyak pelarut ke sejumlah larutan stok mengubah (mengurangi) konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang ada dalam larutan. Dengan kata lain, mol zat terlarut sebelum pengenceran = mol zat terlarut setelah pengenceran |
Gambar 2: jumlah zat mol terlarut sama
dengan jumlah mol zat terlarut.(a)larutan sebelum diencerkan (b)larutan setelah
pengenceran
Molaritas didefinisikan sebagai mol zat
terlarut dalam satu liter larutan, sehingga jumlah mol zat terlarut diberikan
oleh
Karena semua zat terlarut berasal dari
larutan stok asal, kita dapat menyimpulkan bahwa n tetap sama; karena itu,
M₁V₁ = M₂V₂
awal
akhir
M₁:Konsentrasi awal / konsentrasi sebelum
pengenceran
M₂:Konsentrasi akhir/konsentrasi setelah
pengenceran
V₁ :Volume awal/volume sebelum
pengenceran
V₂ :Volume akhir/volume setelah pengenceran
4.6 Analisis Gravimetri[kembali]
Analisis gravimetri adalah metode analisis yang didasarkan pada pengukuran berat, yang melibatkan: pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan.Secara umum analisis ini digunakan untuk senyawa ionik.Berikut merupakan prosedur dasar untuk melakukan analisis grvimetri seperti gambar dibawah ini
Gambar 3: prosedur dasar untuk analisis gravimetri. (a) Suatu larutan yang mengandung jumlah NaCl yang diketahui dalam suatu gelas kimia. (b) Presipitasi AgCl pada penambahan larutan AgNO₃ dari silinder pengukur. Dalam reaksi ini, AgNO₃ adalah reagen berlebih dan NaCl adalah reagen pembatas. (c) Larutan yang mengandung endapan AgCl disaring melalui wadah cakram sintered preweighed, yang memungkinkan cairan (tetapi bukan endapan) lewat. Cawan kemudian dikeluarkan dari peralatan, dikeringkan dalam oven, dan ditimbang lagi. Perbedaan antara massa akhir dan massa wadah kosong memberikan massa endapan AgCl.
Teknik analisi gravimetri ini sangat akurat karena massa sampel dapat diukur secara akurat tapi hanya berlaku ketika reaksi yang selasai /memeliki persen hasil(yield) 100%.
[Kembali] 4.7 TITRASI ASAM BASA
Dalam titrasi, larutan dengan konsentrasi yang diketahui secara akurat (larutan standar), ditambahkan secara bertahap ke larutan lain dengan konsentrasi yang tidak diketahui, sampai reaksi kimia antara kedua larutan selesai. kita dapat menghitung konsentrasi larutan yang tidak diketahui tersebut dengan menggunakan titrasi.
(Potassium hydrogen phthalate (KHP)) |
menstandarkan larutan natrium hidroksida dengan mentitrasinya dengan larutan asam dengan konsentrasi yang diketahui secara akurat. Asam yang sering dipilih adalah asam monoprotik yang disebut kalium hidrogen ftalat (KHP), dengan rumus molekul KHC8H4O4 (massa molar 5 204,2 g). Reaksi antara KHP dan natrium hidroksida adalah
KHC8H4O4(aq) + NaOH(aq) ⟶KNaC8H4O4(aq)+ H2O(l)
dan persamaan ionik bersihnya adalah;
HC8H4O4 2(aq) + OH2(aq) ➝ C8H4O4 22(aq) + H2O(l)
gambar 4.21 |
Prosedur titrasi ditunjukkan pada Gambar 4.21.
Pertama, sejumlah KHP yang diketahui ditransfer ke labu Erlenmeyer dan air suling ditambahkan untuk membuat larutan.
Selanjutnya, larutan NaOH dengan hati-hati ditambahkan ke larutan KHP dari buret sampai kita mencapai titik ekivalen, yaitu titik di mana asam sepenuhnya bereaksi dengan atau dinetralkan oleh basa. biasanya ditandai dengan perubahan warna yang tajam dari suatu indikator dalam larutan asam.
Dalam titrasi asam-basa, indikator adalah zat yang memiliki warna yang sangat berbeda dalam media asam dan basa. Salah satu indikator yang umum digunakan adalah fenolftalein, yang tidak berwarna dalam larutan asam dan netral tetapi berwarna merah muda kemerahan dalam larutan basa.
Pada titik ekivalen, semua KHP yang ada telah dinetralkan dengan NaOH yang ditambahkan dan larutan masih tidak berwarna. Namun, jika kita menambahkan satu tetes lagi larutan NaOH dari buret, larutan akan segera berubah menjadi merah muda karena larutannya sekarang basa.
1.)Dalam percobaan titrasi, seorang siswa menemukan bahwa 23,48 mL larutan NaOH dibutuhkan untuk menetralkan 0,5468 g KHP. Berapa konsentrasi (dalam molaritas) larutan NaOH?
pertama kita harus mencari jumlah mol NaOH untuk mencari molaritas.
Dari persamaan sebelumnya untuk reaksi antara KHP dan NaOH yang ditunjukkan dalam teks, kita melihat bahwa 1 mol KHP menetralkan 1 mol NaOH. Berapa mol KHP yang terkandung dalam 0,5468 g KHP?
Solusi Pertama, kita menghitung jumlah mol KHP yang dikonsumsi dalam titrasi:
karena mol KHP = mol NaOH,maka:
2) Larutan natrium hidroksida digunakan untuk mentitrasi 25,00 mL larutan asam sulfat. Titrasi membutuhkan 43,79 mL larutan NaOH 0,1172 M untuk menetralkan asam sepenuhnya. Berapa konsentrasi larutan H2SO4?
Dimulai dengan volume larutan NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam, kita menghitung mol NaOH.
penyelesaian:
kita hitung jumlah mol NaOH yang terkandung dalam 43,79 mL larutan:
Dari stoikiometri kita melihat bahwa 1 mol H2SO4 ∞ 2 mol NaOH. Oleh karena itu, jumlah mol H2SO4 yang bereaksi haruslah:
Dari definisi molaritas:
maka:
[Kembali]4.8 TITRASI REDOKSreaksi redoks melibatkan transfer elektron, dan reaksi asam basa melibatkan transfer proton. Seperti yang ditunjukkan Gambar 4.22, warna anion permanganat dan dikromat sangat berbeda dari warna spesies tereduksi: |
Gambar 4.22 Kiri ke kanan: Larutan yang mengandung ion MnO4 2, Mn21, Cr2O7 22, dan Cr31. Jadi, oksidator ini sendiri dapat digunakan sebagai indikator internal dalam titrasi redoks karena memiliki warna yang sangat berbeda dalam bentuk teroksidasi dan tereduksi. Titrasi redoks memerlukan jenis kalkulasi yang sama (berdasarkan metode mol) sebagai netralisasi asam basa. Perbedaannya adalah persamaan dan stoikiometri cenderung lebih kompleks untuk reaksi redoks. Berikut ini adalah contoh titrasi redoks 1)Diperlukan volume 16,42 mL larutan KMnO4 0,1327 M untuk mengoksidasi 25,00 mL larutan FeSO4 dalam media asam. Berapa konsentrasi larutan FeSO4 dalam molaritas? Persamaan ionik bersihnya adalah
1.siapkan alat dan bahan di librari proteus 2.Rangkain simulasi:prinsip kerja:Pada rangkaian yang akan disajikan yaitu rangkaian dengan sensor LDR sebagai sensor utama, IC komparator sebagai pembanding nilai tegangan, yang akan diteruskan ke actuator Relay. Yang dimana relay tersebut terhubung dengan lampu 220v.Dilihat dari animasi gambar diatas, apabila intensitas cahaya banyak yang terkena pada sensor LDR maka relay akan aktif yang membuat lampu akan mati. Dan apabila intensitas cahaya sedikit / menjauh pada sensor maka relay akan off yang membuat lampu akan hidup. Download Simulasi Proteus klik disini Download Gambar Rangkaian klik disini Download Video klik disini Download HTML klik disini Download datasheet led klik disini Download datasheet sensor ldr klik disini Download datasheet relay klik disini Download datasheet lamp klik disini Download datasheet tip31klik disni Download datasheet lpv324 klik disini Download datasheet pot -hg klik disini |